Friday, May 02, 2008

Gadis kecil itu namanya..

Diawali dg tanyaku, "Lho matanya kenapa dek?". Karna di bagian bawah matanya ada benjolan kek bisul. Belum dapat jawaban darinya lantas tanteku menyela, "Dia agak oon, nakal pula. Kemaren mata Suni mau dicolok sama besi panas".
Dari situ aku tau bahwa aku ga bakal dapet jawaban apa2 dari si adek kecil. Matanya terpaku pada bungkus tango stroberi yg dipegang Suni, anak tanteku yg berumur 2 tahun 2 bulan. Dua tangannya menari nari di atas tanah. Mulutnya menganga. Pasti dia pengen tango stroberi itu.

Aku penasaran lalu kutanya perihal si adek kecil pada tanteku. Kata tante, dia anak istri kedua tetangga sebelah rumah. Tapi dia tinggal dg bapak, nenek dan seorang kakak perempuan yg berpenampilan lelaki. Hufh! Lagi2 tema poligami, capek rasanya. Istri pertama dipulangin ke orang tuanya sedangkan istri keduanya ditelantarkan di dusun, tak dinafkahi.

Karena keluarga si adek kecil ga suka padanya, maka tetangga jadi ikut2an. Lagipula tingkahnya yg nakal sangat tidak disukai, walau mereka tau si adek kecil punya keterbelakangan mental. Ga butuh waktu lama bagiku untuk mendapat bukti. Ketika neneknya keluar dari rumah hendak pergi entah ke mana, tiba2 si adek kecil lupa pada hasrat akan tango stroberi. Spontan dia berteriak sembari berlari mendekati sang nenek.

"Neeek! Ikuuut!", pintanya. Tapi sang nenek malah menunjuk nunjuknya dengan telunjuk. Memberi isyarat untuk berhenti mengejar dan segera masuk ke rumah. Dia tak merengek, juga tak langsung pulang ke rumah. Dia memilih cuek dan kembali bergabung bersama aku, Suni dan tanteku. Tangannya langsung gerak cepat menyambar bungkus tango stroberi yg diletak di pangkuan tanteku. Tiba2 Suni berteriak, "Angaaang! [jangan.Red]". Dibarengi dg sikap sigap tanteku yg langsung menepis tangan si adek kecil.

Hufh! Susah juga, di satu sisi Suni ga mau berbagi. Di sisi lainnya tanteku hendak memberi satu potong. Tapi apa boleh buat karna yg punya ga ngizinin. Daripada anak sendiri yg ngambek, tanteku memilih bersikap cuek.

Lama si adek kecil menunggu tapi yg ditunggu ga kunjung tiba [halah!]. Akhirnya si adek kecil pulang ke rumah, lalu keluar lagi dg sepeda kecil beroda empat. Kali ini ada bapaknya. Jadilah si adek kecil bermain dg si bapak. Tapi apa? Si bapak melempar batu ke arahnya tanpa kami tau sebabnya. Tega sekali, pikirku. Tak lama kemudian, si bapak meletakkan batu gede di antara roda belakang dan tiang sadel. Lalu si bapak memberi perintah untuk jalan. Bodoh! Ya mau sekuat apapun si adek kecil berusaha, bakal sia2. Teganya..

Kemudian setelah puas "menjahili", si adek kecil disuruh pergi jauh2. Dikayuh sepeda roda empat kecilnya ke arah ibu2 yg sedang duduk di pinggir jalan. Tiba2 kaki mereka tergilas roda pembantu sebelah kiri. Spontan ibu2 itu mengoceh tak karuan. Ada juga yg setengah mendorong tubuh si adek kecil agar menjauh. Hmm.. Ck ck ck..

Kemudian si adek kecil berhenti, turun lalu membetulkan spakbor depan yg menempel pada ban. "Oooh gara2 ini sepedaku ga bisa jalan", batinnya. Digeser2 lalu tangannya berpindah pada gayung sepeda. Diputar putar lalu berpindah lagi pada spakbor depan. Merasa cukup, si adek kecil mencoba mengayuh sepedanya. "Ga berhasil!", pikirnya. Lalu diseretnya sepeda kecil beroda empat itu hingga ke rumah. Kakak perempuannya [sumpah kek cowok betul!] cuek aja, pura2 ga dengar ketika si adek kecil memanggil minta tolong...

Oh Sella, siapa yg salah? Tuhan? Orang tuamu? Tetanggamu? Atau kamu? Yang jelas bukan Tuhan dan kamu kan, Sel?

Gadis kecil 7 tahun bertubuh kurus dalam balutan kaos bergambar stroberi itu kukira baru berumur 4 tahun.. Ah.. Hidup hidup..

No comments: