Saturday, September 23, 2006

RFId dunk... ga maen Barcode lagi...

RFId (Radio Frequency Identification) secara konseptual mirip dengan Barcode. Bedanya, RFId terdiri dari sebuah chip eletronik yang bisa dijejali dengan aneka macam data/informasi sesuai kebutuhan misalnya tipe barang, tanggal pembuatan, tujuan pengiriman barang, dll. Perbedaan lain, kalo barcode butuh proses pemindaian sebelum datanya terbaca, RFId menggunakan teknologi radio pada frekuensi tertentu, lalu dibaca sebuah alat yang dinamakan RFId Reader (mudahnya antena lah) ^-^’ dan biasanya ditempatkan pada berbagai sudut ruang seperti pintu, dinding,langit-langit, dll.


RFId punya dua komponen utama yaitu transponder dan reader. Transponder (tag), adalah peranti yang memancarkan sinyal atau pulsa elektrik yang diinterpretasikan oleh reader. Reader sendiri adalah sebuah transmitter receiver (tranceiver) yang akan mengaktifkan dan membaca sinyal dari transponder. Reader terdiri atas sebuah mikroprosesor yang berfungsi untuk melakukan decoding, menjalankan algoritma penghitungan sederhana (perkalian, pembagian, penambahan, pengurangan), dan meneruskan informasi yang diolahnya tadi ke sebuah komputer lain untuk pencatatan, penyimpanan, dan pemrosesan lain yang diperlukan.

Trus, Apa Hubungannya dg Medical Record (Rekam Medis) ?

Beberapa rumah sakit di dunia sudah pake teknologi ini buat melacak mobilitas tenaga medis dan pasien dalam menangani wabah SARS. Seperti di Jerman, teknologi ini dipake u/ pengidentifikasian data medis pasien.
Sebagaimana rekan2 perekam medis ketahui, seberapa banyak institusi kesehatan yang memakai teknologi u/ mempermudah tugas2? Sistem komputerisasi rekam medis juga belum bisa diterapkan di Indonesia. Mengapa hal itu bisa terjadi? Menurut saya ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut (berdasarkan pengalaman praktik kerja lapangan 4 kali), yaitu :
  1. Keterbatasan biaya.
  2. Tenaga yang tidak didukung oleh latar belakang pendidikan rekam medis.
  3. Kurangnya perhatian terhadap “vitalnya” sistem informasi rekam medis itu sendiri.

Memang harus dimaklumi bahwa rumah sakit memiliki kebijakan tersendiri dalam manajemen. akan tetapi, oke lah jika teknologi ini masih jauh dari "mimpi". Walaupun sebenarnya ada beberapa rumah sakit yang sudah menggunakan teknologi Barcode. Akan tetapi Barcode itu sendiri tidak "diindahkan" fungsinya. Oke, ga usah muluk2 mikirin RFId atau Barcode. Perbaiki dulu apa yang seharusnya ada di dalam sebuah sistem rekam medis. Pikirin aja gimana caranya agar kita dapat menginplementasikan "hasil perkuliahan" di dunia nyata nanti. Yah tentu aja berhubungan dengan kontribusi apa yang bisa kita kasih. Hohoho

And that'z our duty pren !!!! ^0^ Ganbatte Kudasai !!

No comments: